Minggu, 07 Desember 2014

Bukit Paralayang dan Pulau Sempu


   Tulisan pertama di blog ini akan gue awali dengan trip yang baru beberapa hari lalu gue jalanin, yaitu ke kota Malang yang terkenal dengan kota wisatanya. Yay! Perjalanan kali ini di jadwalkan untuk ngunjungin Pulau Sempu, yang letaknya di sebelah selatan kota Malang, sudah masuk kabupaten Malang.

   Di akhir bulan November 2014, gue dan seorang temen backpackeran ke Malang. Secara backpackeran, jadi kita neken biaya banget nih. Berangkat jam 3 subuh dari Jatinangor dengan dianter temen kita menuju Stasiun Kiaracondong, Bandung. Stasiun ini terbilang kecil dan bukan merupakan stasiun utama kota Bandung. Tapi stasiun ini terdekat dari lokasi kita dan cukup teratur. Kita naik kereta Pasundan jurusan Bandung-Surabaya, persis kaya lirik lagu naik kereta api ke Bandung.. Surabaya, bolehkah naik dengan percuma? Ayo kawanku lekas naik, keretaku tak berhenti lama.. Tapi.. untuk bisa naik kereta ini, lebih baik jangan dadakan yaa pesen tiketnya. Soalnya bisa kehabisan! Secara murah banget, kereta api jarak jauh ini meskipun ekonomi tapi cukup nyaman dan ber-AC dengan harga Rp. 55.000,- aja! Tapi sayangnya, per Januari ini katanya semua kereta ekonomi tarifnya bakalan naik. Kemungkinan naiknya bisa 100%. So sad..

   Akhirnya yang dinanti-nanti tiba, kereta Pasundannya datang sekitar jam setengah 6 pagi. Kereta ini juga transit di Stasiun Lempuyangan D.I Jogja loh, jadi buat yang mau ke D.I Jogja juga bisa naik kereta ini. Perjalanan yang kita tempuh ke Surabaya itu kurang lebih 15 jam dengan jarak kurang lebih 700km. Awal masuk kereta emang nyaman dan dingin, karena cuaca diluar juga dingin, tapi sayang pas siang hari mulai terasa gerah dan bau dari kamar mandi mulai tercium huhu.. Tapi ngga buruk-buruk amat kok. Dan buat yang mau backpackeran sebaiknya siapin bekel buat dijalan, karena sekarang tukang jualan yang biasa masuk ke kereta sudah dilarang, dan harga makanan di kereta bisa cukup untuk dua kali makan huehehe.. Oiya, jangan sampai lupa bawa hadset juga buat mengusir kejenuhan, dan.. Masker! Ini sangat penting, karena naik kereta ekonomi itu duduknya hadep-hadepan sama orang lain, jadi bahayalah kalau tidur mangap! Hahaha..

   Dan akhirnyaaa.. Sampailah kita di Stasiun Gubeng, Surabaya sekitar jam 9 malam. Rencana awal kita naik angkutan umum bis antar kota, tapi pas kita tanya ke satpam stasiun, bis apa yang harus kita naikin, eh satpamnya ngusulin buat naik kereta lagi jurusan Surabaya-Malang dengan harga Rp. 5.500,- aja. Wow. Noted, buat yang bingung-bingung yaa sebaiknya bertanya. Tapi pilih-pilih juga yaa nanya ke siapa, jadi ga ketawan ling-lung dan dapat info yang benar. Nah, di jadwal keretanya jalan jam setengah 10 malam. Kita nunggu kereta di ruang tunggu. Stasiun Gubeng memiliki bangunan cukup besar, dan bersih juga tempatnya. Suka ada live musicnya gitu deh.. Sekitar jam 10an keretanya baru sampai. Keretanya mirip sama yang kita naikin sebelumnya. Perjalanan dari Surabaya ke Malang memakan waktu sekitar 2 sampai tiga 3. Dan tiba di Malang sekitar jam 12an. Jadiii, biaya total ke Malang dari Bandung ialah Rp. 60.500,-. Terus, sampai stasiun Malang kita di jemput temen kita. Dan buat penginapan di Malang ada banyak nihh, guest house atau hotel gitu dengan kisaran harga 200-400rb/malam nya. 

   Wisata pertama yang kita kunjungin itu ialah bukit Paralayang, yang letaknya dekat kota Batu tapi masih terus naik lagi. Bagus sih, tapi emang udah banyak juga yang kaya gini di Bandung, kaya Cartil, Dago atas, bukit Moko, dll. Untuk bisa ke bukit Paralayang ini kita butuh kendaraan pribadi, karena ga ada angkutan yang sampai sini. Kebetulan kita naik motor. Gue ke bukit ini sama pacar yang tinggal di Malang, karena temen gue pergi sama temennya yang tinggal di Malang juga. Jalanan selepas ngelewatin kota Batu itu mulai sepi dan gelap. Tapi cukup banyak kok yang menuju kesana. Jalanan semakin dekat tempatnya juga semakin rusak. Perjalan dari kota Malang sekitar 1 jam, dan sebaiknya tanya orang sekitar juga dijalan, karena petunjuk jalannya agak kurang jelas.

   Sebenernya ke bukit Paralayang ini lebih bagus saat Sunrise, karena menghadap ke Timur. Tapi karena mengejar waktu buat paginya mau ke Pulau Sempu, jadilah kita berangkat jam 5 sore, dan sampai sana sekitar jam 6an. Yey! Tempatnya romantis guys, pas banget datengnya sama pacar. Tapi tempatnya emang lebih nonjolin unsur wisata alamnya. Untuk tempat makan disini ga ada yang bisa buat candle light dinner gitu hahaha, Cuma ada warung jajanan kaya jual pop mie dan bakso gitu dengan harga yang cukup normal. Dan siang hari disini biasa di pakai untuk kegiatan Paralayang dengan biaya kalau tidak salah sekitar Rp. 300.000,- an. Untuk bisa masuk bukit ini, kita harus ngelewati pos dan bayar kalau gak salah Rp. 5000,-/ orangnya. Dan diatas di tempat parkir juga bayar untuk motor agak lupa deh, kalau gak salah juga antara 3-5rb. Dan jangan lupa pakai jaket yang cukup tebel kesini yaa, sama sarung tangan buat yang naik motor dan ga kuat dingin.

 
Pemandangan kota Malang dari bukit Paralayang



   Besok paginya rencana kita adalah ke Pulau Sempu dengan dua orang temen yang lainnya, jadi pergi berempat. Buat ke Pulau Sempu ini kita nyewa mobil, cari yang paling murah dengan harga Rp. 220.000,- yaitu mobil Luxio. Akan lebih enak kalau lebih ramai, karena biaya patungan akan terasa lebih ringan. Untungnya mobil ini bensinnya irit, jadi kita patungan bensin per orangnya Rp. 30.000,- sudah untuk pulang pergi. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam dari kota Malang, berangkat sekitar jam 10 pagi, kita sarapan dulu di rumah makan Padang yang terbilang murah, sekitar Rp. 9.000,-an /porsinya. Kita sengaja bawa bekal nasi Padang karena katanya Pulau Sempu tidak ada yang jualan makan.

   Perjalanan kita melewati kota Malang menuju ke Selatan, ke arah Pantai Sendang Biru, yang merupakan pantai Nelayan. Tepatnya di dusun Sendang Biru, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Setibanya disana, tampak banyak kapal nelayan dan kita menuju kantor konservasi untuk izin menyebrang ke Pulau Sempu, karena Pulau Sempu merupakan tempat cagar alam dan dilindungi. Disana kita akan bertemu dengan petugas dan dijelaskan mengenai cara menuju ke pulau Sempu. Kebetulan kami datang terlalu siang, tiba jam 1 dan berangkat menyebrang jam 2 siang, jadi dikhawatirkan tidak sempat kembali dan harus menginap. Tapi kami ngga bawa apa-apa dan ngga mau camping disana, karena katanya sulit air bersih dan tidak ada penerangan. Akhirnya, dengan sedikit agak memaksa kami diperbolehkan menuju Pulau Sempu dengan konsekuensi hanya sekitar 1 jam saja disana. Karena kami datang saat weekend, yaitu hari Sabtu, semuanya jadi serba mahal dan terbilang ramai. Untuk harga kapalnya ialah Rp. 130.000,- diantar pulang pergi, dan jika melewati jam 5 untuk kembali ke pantai Sendang Biru akan ada biaya tambahan Rp. 50.000,-. Kita juga harus menggunakan tour guide, karena setelah turun kapal kita masih harus berjalan kurang lebih 45 menit hingga 1 setengah jam perjalanan sesuai kemampuan, melewati hutan-hutan dengan track yang cukup sulit dan licin. Keluar dari kantor konservasi, kita membayar biaya administrasi seikhlasnya, saat itu kita membayar Rp. 15.000,-.

   Dan.. Yay kita berangkat nyebrang! Perjalanan menyebrang ke Pulau Sempu hanya sekitar 15 menit aja. Dan bener ajaa, setelah turun kita masih harus jalan lagi, tapi karena kepepet waktu, kita bergegas dengan cepat hingga perjalanan hanya menempuh waktu 40 menit aja dengan melalui track yang minta ampun. Huf. Terbayarkan sih capeknya pas liat pemandangan alam yang di sajikan di Segoro Anakan, Pulau Sempu. Sampai disana kita penasaran sama laut lepas yang ada di balik Segoro Anakan, jadi kita kesana dulu. Dan…. HAAAAAH baguss! KW Supernya water blow Nusa Dua, Bali. Gue sendiri malah lebih suka suasana laut lepas dengan deburan deras ombaknya sih haha tapi gabisa berenang disana karena laut karang.. Dan mengingat singkatnya waktu, kita langsung nyebur main air di Segoro Anakan. Airnya hijau segar dan ngga berombak. Karena weekend jadi banyak orang disana, dan banyak tenda-tenda karena banyak yang nge-camp. Kurang puas sihh disana karena cuma sekitar satu jam-an aja main airnya. Kita harus pulang karena takut keburu gelap dijalan pulang yang harus ngelewatin hutan lagiii. Dan sialnya.. kita telat 30 menit aja dan tetep kena biaya charge Rp. 50.000,- untuk kapal. Dan setau kita untuk tour guide-nya bayar seikhlasnya. Dan ternyata… Dia masang tariff.. Jeng jeng.. Rp. 150.000,-. Tapi dia ga bilang di awal.. Jadi.. Yha shudha lha.. Pelajaran aja, kalau apa-apa harus tanya mengenai biayanya secara mendetail sebelum setuju dan jalan.

   Menurut cerita, pulau Sempu ini ditemuin sama orang asing dan dikembangkan oleh pemerintah untuk keperluan observasi penelitian alam. Namun belakangan, pulau Sempu ramai dikunjungi oleh wisatawan karena keindahan alamnya. Sebenernya di Pulau sempu masih banyak wisata selain Segoro Anakan, seperti ada Telogo Lele yang merupakan telaga dengan air tawar, bebeda dengan Segoro Anakan yang merupakan air laut yang masuk ke danau tersebut melalui celah dari batu karang-karang dari laut, dan masih ada beberapa tujuan lagi di Pulau Sempu. Saat ini pulau sempu agak kotor karena sampah yang dibawa oleh wisatawan, oleh karena itu guys, kalo kesini sebaiknya bawa plastik kresek atau trash bag buat bawa pulang lagi sampah kita yaaa! Jangan mau nikmatin alamnya aja, tapi juga harus mau tanggung jawab ikut ngurusnya ;-)

Suasana Pantai Sendang Biru dan teman kami :p
Bapak Tour Guide

Pemandangan Laut dibalik Segoro Anakan

Suasana weekend di Segoro Anakan

Bermain air dan berenang di Segoro Anakan


   Selesainya wisata menyenangkan ke Bukit Paralayang dan Pulau Sempu berarti gue harus balik ke kenyataan lagi.. Karena temen gue pulangnya ke Surabaya dulu, jadi gue harus balik sendiri dari Malang. Pulangnya gue naik kereta Malabar singkatan dari Malang Bandung Raya, dengan rute yang sama kaya namanya yaitu dari Malang-Bandung. Berangkat jam setengah 3 sore, dengan tarif Rp. 380.000,- untuk kereta gerbong eksekutif. Tapi jangan khawatir karena ada juga gerbong bisnis dan ekonominya dengan harga yang lebih terjangkau, tapi tetap lebih mahal dari kereta ekonomi lainnya. Untuk pulang juga bisa menggunakan kereta api dari Surabaya seperti waktu kita berangkat diawal.



1 komentar:

  1. selamat malam putri aisyah ,bagi infonya dong untuk penginap itu nginep dimana iya / dan untuk penyewaan mobil itu harga segitu baru mobilnya aja iya ?

    terimakasih

    BalasHapus